Silahkan di baca yaa..
1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa.
Hati-hatilah..! Sebab, perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan kita. Akibatnya, kita akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.
Ketahuilah, Rasululllah saw. pernah berkata, "Setiap umatku mendapatkan
perindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan,sesungguhnya
termasuk perbuatan terang-terangan jika seseorang melakukan suatu perbuatan
pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari padahal Allah telah
menutupinya, namun dia berkata, "Hai fulan, tadi malam aku telah berbuat begini
dan begini," padahal sebelum itu Rabbnya telah menutupi, namun kemudian dia
menyibak sendiri apa yang telah ditutupi Allah dari dirinya." (H.R Bukhari)
Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam
keadaan beriman. Tidak ada pencuri yang di saat mencuri dalam keadaan beriman.
Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman."
(H.R Bukhari dan Muslim)
2. Ketika hati kita terasa begitu keras dan kaku.
Hati-hatilah! Jangan sampai kita masuk ke dalam ayat ini, "Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih
keras lagi." (QS. Al-Baqarah:74)
3. Ketika kita tidak tekun dalam beribadah. Tidak khusyuk dalam shalat. Tidak
menyimak dalam membaca Al-Qur’an. Melamun dalam doa. Semua dilakukan sebagai
rutinitas dan refleksi hafal karena kebiasaan saja.Tidak berkonsentrasi sama
sekali. Beribadah tanpa ruh.
Ketahuilah..! Rasulullah saw. berkata, "Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main." (H.R Tirmidzi)
Rasulullah saw. bersabda, "Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda
mengikuti shaff pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam
neraka."(H.R Abu Daud)
4. Ketika hati tidak merasa lapang. Dada terasa sesak, perangai berubah,
merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar kita. Suka memperkarakan
hal-hal kecil.
Ketahuilah.. Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati.
5. Ketika kita tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Qur'an. Tidak
bergembira ayat-ayat yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut dengan
ayat-ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar ayat-ayat perintah. Biasa saja
saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan neraka.
Hati-hatilah.. Jika kita merasa bosan dan malas untuk mendengarkan atau membacaAl-Qur'an. Jangan sampai kita membuka mushhaf, tapi di saat yang sama melalaikan isinya. Ketahuilah, Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya),dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (QS. Al-Anfal:2)
6. Ketika kita melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa kepadaNya.
Sehingga kita merasa berdzikir adalah pekerjaan yang paling berat. Jika mengangkat
tangan untuk berdoa, secepat itu pula Andamenangkupkan tangan dan menyudahinya.
Hati-hatilah..! Jika hal ini telah menjadi karakter kita. Sebab, Allah telah
mensifati orang-orang munafik dengan firmanNya, "Dan, mereka tidak
menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali." (QS. An-Nisa:142)
7. Ketika kita tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri
pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah.
Ingatlah.!!, pesan Rasulullah saw. ini, "Barangsiapa di antara kalian yang melihat
kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika
tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup,maka dengan hatinya, dan
ini adalah selemah-lemahnya iman." (Bukharidan Muslim)
8. Ketika kita bakhil dan kikir.
Ingatlah perkataan Rasulullah saw.ini, "Sifat kikir dan iman tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba selama-lamanya." (Shahihul Jami’)
9. Ketika kita merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama muslim
mengalami kesusahan. Kita merasa sedih jika ada orang yang lebih unggul dari
kita dalam beberapa hal.
Ingatlah..! Kata Rasulullah saw, "Tidak ada iri yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harga, iamenghabiskannya dalam kebaikan; dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain." (H.R Bukhari dan Muslim)
Seseorangbertanya kepada Rasulullah, "Orang Islam yang manakah yang paling
baik?" Rasulullah saw. menjawab, "Orang yang muslimin lain selamat dari lisan dan tangannya." (H.R Bukhari dan Muslim)
10. Ketika kita menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau melihat dari
sisi makruh apa tidak. Akibatnya, kita akan enteng melakukan hal-hal yang
syubhat dan dimakruhkan agama.
Hati-hatilah..! Sebab, Rasulullah saw. pernah bersabda, "Barangsiapa yang berada dalam syubhat, berarti dia berada dalam yang haram, seperti penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanaman yang dilindungi yang dapat begitu mudah untuk merumput di dalamnya."(H.R Muslim)
11. Ketika kita memutuskan tali persaudaraan dengan saudara kita.
"Tidak selayaknya dua orang yang saling kasih mengasihi karean Allah Azza waJalla atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa yang dilakukan salah seorang di antara keduanya," begitu sabda Rasulullah saw. (H.R Bukhari)
12. Ketika kita bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan urusan
dunia, dan merasa tenang dengan dunia. Orientasi tidak lagi kepada kampung
akhirat, tapi pada tahta, harta, dan wanita.
Ingatlah..!! "Dunia itu penjara bagi orang yang beriman, dan dunia adalah surga bagi orang kafir." (H.R Muslim)
13. Ketika kita berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum, berpakaian,
bertempat tinggal, dan berkendaraan. Gandrung pada kemewahan yang tidak perlu.
Sementara, begitu banyak orang di sekeliling kita sangat membutuhkan sedikit
harta untuk menyambung hidup.
Ingat., Allah swt. telah mengingatkan hal ini, "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A’raf:31).
Bahkan, Allah menyebut orang-orang yang berlebihan sebagai saudaranya setan. Karena itu Allah memerintahkan kita untuk, "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga
yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan,
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan(hartamu) secara boros."
(QS. Al-Isra’:26)
Rasulullah saw. bersabda, "Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba Allah itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah." (H.R Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar