Jumat, 13 Juli 2012

Bicara Yang Baik atau Diam

Bicara Yang Baik atau Diam

Rasulullah saw. Bersabda, " Bicaralah yang baik atau diam".

Pesan diatas menyuruh kita bersifat aktif berbicara, namun pembicaraannya harus yang bersifat kebaikan. Kalau berbicara kebaikan tidak bisa, maka lebih baik diam saja.
Sekarang, begitu banyak di antara kita yang asal bicara, tanpa menilai pembicaraannya itu baik atau buruk, dan tanpa berfikir apakah bicara kita itu bernilai pahala atau malah bernulai dosa.
Sesungguhnya lisan kita akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akherat, jadi hendaknya kita berhati-hati jika berbicara. Termasuk dalam hal ini adalah bicara dalam hati sendiri yang orang lain tidak mengetahui bahwa hati kita membicarakan seseorang.
Lebih baik kita buat untuk sibuk berdzikir daripada sibuk berbicara macam-macam. Lebih jauh lagi, hendaklah kita aktif melangkahkan kaki ke tempat yang baik-baik yang disana kita akan memperoleh pahala. Pergi ke majlis ta'lim, silaturahim, atau menjenguk orang yang sedang sakit misalnya. Dan jika tidak bisa, maka diam saja di rumah, itu lebih baik.
Intinya, hidup kita ini haruslah bersifat aktif, tidak pasif. Lisan kita harus berbicara, hati kita juga harus berbicara, kaki kita harus melangkah, karena itulah sifat kekhalifahan dan kehambaan kita.
Berbuat dan berbuat, Namun jika tidak bisa berbuat hal yang baik, maka diamlah. Termasuk mata dan telinga kita, jika tidak bisa kita gunakan dalam hal kebaikan, maka lebih baik tutup dan pejamkanlah. Demikianlah hendaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar