Jumat, 13 Juli 2012

Membeli Rumah di Dunia dan Akhirat

Suatu ketika ada seorang pemuda shalih yang di berikan keluasan rizki oleh Allah SWT.
Sebut saja namanya si Fulan.
Fulan ini berencana membeli rumah, dan berangkatlah ia menemui penjual rumah.
"kebetulan sekali, ada rumah yang bagus untuk anda, apakah anda mau membelinya ?" tawar si penjual rumah.
"Alhamdulillah, tentu saja pak, kapan saya bisa melihatnya?" tanya Fulan.
"Besok, Insya Allah".

     Keesokan harinya, berangkatlah keduanya melihat rumah yang akan di beli. Tapi alangkah kagetnya hati Fulan saat melihat seorang ibu yang sedang menangis di sudut rumah bersama anak-anaknya yang masih kecil.
     Fulan pun terenyuh hatinya, ia mendatangi Ibu itu di ikuti si penjual rumah di belakangnya.
"bagaimana...pak? anda tertarik dengan rumah ini?" tanya si penjual rumah.
Namun pemuda tersebut tidak mempedulikan ucapan penjual rumah tersebut.
"Masalah rumah kita bicarakan lagi nanti, sebenarnya apa yang terjadi dengan Ibu ini?" sanggah Fulan.
     Penjual rumah itu menceritakan kejadian yang menimpa Ibu itu bersama anak-anaknya.
"Baik Pak, sebenarnya Ibu ini adalah pemilik rumah ini. Namun setelah suaminya meninggal dunia, ternyata suaminya itu memiliki anak-anak dari istri yang lain, dan mereka meminta Ibu ini untuk menjual rumah ini sebagai jatah warisan. Dan si Ibu pun tak bisa berbuat apa-apa, padahal ia tidak memiliki rumah lagi".
     Setelah mendengar kisahnya, Fulan pun sepakat untuk membeli Rumah tersebut. "Kalau begitu, saya akan membeli rumah ini dan besok saya akan membayarnya sesuai kesepakatan".
Keesokan harinya Fulan menepati janjinya untuk membeli rumah itu.para  Pewaris mendapatkan haknya masing-masing. Fulan pun menemui Ibu rumah itu yang sedang menangis, takut kalau Fulan akan mengusirnya dari rumah itu.
Tapi alangkah terkejutnya Ibu itu, ketika mendengar apa yang di katakan oleh Fulan.
"Jangan takut dan jangan bersedih Ibu!, ambilah rumah ini, karena ini adalah milik ibu. Saya sudah mendaftarkan rumah ini atas nama Ibu, maka Ibu adalah pemilik yang sah rumah ini" Jelas Fulan seraya menyerahkan surat-surat rumah tersebut.
Sang Ibu pun menangis semakin menjadi karena rasa haru dan bahagia, ia berterimakasih pada Fulan dan mendo'akannya. 
"Semoga Allah membalas segala kebaikannya, dan di berikan rizki yang tidak di sangka-sangka".


Akhir cerita, Jadilah Fulan menjadi saudagar yang kaya raya di negerinya, dan tetap menjaga sifat dermawan yang di milikinya semenjak dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar